25 April 2009 | 33 comments | Sibaho Way

Politikus harus belajar bermain bola

Apa yang terjadi jika pertandingan sepakbola tanpa penonton? Gak berguna! Pemain sepakbola, selain untuk kepentingan klub, mereka juga harus memberikan suguhan yang menarik bagi penonton. Bukankah karena penonton pihak sponsor mau mengucurkan dana buat klub mereka?

Apa yang terjadi jika fair play ditinggalkan? Jika pemain atau official, akan disoraki penonton dan bisa-bisa diberi kartu oleh wasit. Jika klub, bisa diberi sanksi oleh assosiasi malah.
Apa yang terjadi ketika keputusan wasit dirasa tidak adil? Ya diterima dengan legowo. Toh mekanisme penyelesaiannya ada. Tinggal dijalani. Bukannya malah memprovokasi untuk rusuh atau menolak melanjutkan pertandingan. Itu tidak jantan namanya.

Apa yang terjadi jika wasit malah ikut bermain? Itu tandanya kredibilitas liga yang bersangkutan layak dipertanyakan.

Apa yang terjadi ketika di akhir pertandingan kalah? Oo, itu bukan akhir dari segalanya. Ya evaluasi ulang. Lakukan perbaikan di semua sisi. Strateginya, pemainnya, pelatihnya bahkan supporternya. Bukan mencari-cari kambing hitam penyebab kekalahan.
Bahasa yang keliru, mengartikan black sheep (domba hitam) sebagai kambing hitam.
Silahkan buat strategi jitu. Silahkan membeli pemain dan pelatih baru. Asal jangan buat konspirasi untuk menipu penonton.

Dan yang paling penting: Jangan pernah meninggalkan penonton! Karena penonton yang membuat seorang pemain bisa menjadi pemain terbaik bahkan termahal.

Kesimpulan: Rakyat sedang dicueki oleh para politikus. Mereka sedang asyik melakukan transaksi, jual beli pemain dan pelatih, menyusun strategi konspirasi seperti kasus Juventus di Serie A.
Penonton? Kembali bekerja sajalah!

Selamat Malam, Bahoomian! Salam hangat sibaho buat Anda sekeluarga.

Related Post



33comments:

Post a Comment

Berkomentar yang wajar ya kawan :)

Supporting Websites