Di sini saya akan bercerita dengan setting waktu sekitar tahun 2003 silam. Kebetulan saya nyambi ikut-ikutan adik yang mempunyai usaha software house jadi seksi sok sibuk :D Saat itu project yang dikerjakan adalah sebuah sistem informasi keuangan terpadu di Kabupaten Pandeglang Propinsi Banten. Setiap Jum'at sore kita berangkat dan kembali Minggu siang.
Saya tidak akan menceritakan tentang project itu. Yang ingin saya ceritakan adalah semangat seorang seorang birokrat Kabupaten Pandeglang bernama Pak Kurnia. Tapi beliau minta dipanggil Aa saja. Pada saat itu beliau menjabat sebagai (kalau gak salah, saya kurang paham jabatan di pemerintahan) Wakabag Keuangan. Beliau banyak bercerita tentang Kabupaten Pandeglang. Mulai dari masih bergabung dengan Propinsi Jawa Barat dengan APBD yang (menurut beliau) sangat tidak mencukupi untuk memajukan Pandeglang. Makanya, Pandeglang sangat terbelakang dan lekat dengan ikon sebagai daerah jawara kata halus dari preman.
Dan ketika Banten berdiri sendiri, sedikit demi sedikit ada perbaikan. Walau belum ideal, APBD sudah ada perbaikan hingga bisa membenahi dan menambah infrastruktur. Dan yang membuat saya salut, Aa tidak mau terlalu bergantung dengan pusat. Aa memaparkan obsesinya, bagaimana meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) dengan memberdayakan semua sektor, karena menurut beliau Banten khususnya Pandeglang kaya akan sumberdaya. Industri, Pertanian, Perikanan hingga budaya pariwisata.
Aa juga ingin semua urusan birokrasi bisa dipermudah dan disederhanakan dengan layanan satu atap. Beliau menjelaskan dengan sangat detil sekali hingga saya tidak bisa memaparkannya di sini. Saat itu saya hanya berdo'a semoga beliau tetap istiqomah dan suatu saat bisa memimpin Kabupaten Pandeglang.
Saat itu saya diajak berkeliling hingga keluar Kabupaten Pandeglang. Serang, Rangkasbitung, Carita, Labuan hingga ke Bayah. Saya juga diajak berwisata religi dengan berjiarah ke makam para alim ulama yang membawa Agama Islam ke Banten, wisata spiritual ke sumur tujuh, berwisata bahari ke Pantai Carita dan Labuan, hingga wisata kuliner makan ikan sebelah bakar (asli, saya baru tahu di sini kalau ada ikan bernama ikan sebelah), wisata pertanian ke kebun buah-buahan seperti rambutan dan durian yang berlimpah di Pandeglang, wisata budaya melihat atraksi Debus yang bahkan dilakukan oleh pegawai Kabupaten Pandeglang sendiri. Top !
Kehidupan pribadi Aa sangat bersahaja untuk ukuran pejabat daerah seperti Aa. Aa sering berkeluh melihat ekspansi minimarket-minimarket yang sudah menyentuh hingga ke perumahan-perumahan. Menurut Aa, minimarket itu 'merampok uang' keluar dari Kabupaten Pandeglang, selain mematikan usaha-usaha warung penduduk. Beliau ingin penanam modal masuk ke sektor usaha besar saja, agar ada yang tersisa buat pengusaha kecil dan menengah.
Saya jadi teringat beliau ketika Pancallok meminta dukungan dalam kontes SEO Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang. Dan posting ini sekaligus salah satu bentuk dukungan saya untuk Kabupaten Pandeglang agar semakin maju, bisa lepas dari konotasi keterbelakangan, seram dan premanisme.
Lama tidak bertemu, semoga beliau masih tetap semangat untuk memajukan Kabupaten Pandeglang. Satu pelajaran berharga yang saya dapat dari beliau (jauh sebelum saya mengenal Blue Ocean Strategy) adalah Hindari kompetisi, Bangun sinergi. Apakah ada dari Anda yang mengenal Pak Kurnia? Sampaikan salam dari saya :)
Saya tidak akan menceritakan tentang project itu. Yang ingin saya ceritakan adalah semangat seorang seorang birokrat Kabupaten Pandeglang bernama Pak Kurnia. Tapi beliau minta dipanggil Aa saja. Pada saat itu beliau menjabat sebagai (kalau gak salah, saya kurang paham jabatan di pemerintahan) Wakabag Keuangan. Beliau banyak bercerita tentang Kabupaten Pandeglang. Mulai dari masih bergabung dengan Propinsi Jawa Barat dengan APBD yang (menurut beliau) sangat tidak mencukupi untuk memajukan Pandeglang. Makanya, Pandeglang sangat terbelakang dan lekat dengan ikon sebagai daerah jawara kata halus dari preman.
Dan ketika Banten berdiri sendiri, sedikit demi sedikit ada perbaikan. Walau belum ideal, APBD sudah ada perbaikan hingga bisa membenahi dan menambah infrastruktur. Dan yang membuat saya salut, Aa tidak mau terlalu bergantung dengan pusat. Aa memaparkan obsesinya, bagaimana meningkatkan PAD (pendapatan asli daerah) dengan memberdayakan semua sektor, karena menurut beliau Banten khususnya Pandeglang kaya akan sumberdaya. Industri, Pertanian, Perikanan hingga budaya pariwisata.
Aa juga ingin semua urusan birokrasi bisa dipermudah dan disederhanakan dengan layanan satu atap. Beliau menjelaskan dengan sangat detil sekali hingga saya tidak bisa memaparkannya di sini. Saat itu saya hanya berdo'a semoga beliau tetap istiqomah dan suatu saat bisa memimpin Kabupaten Pandeglang.
Saat itu saya diajak berkeliling hingga keluar Kabupaten Pandeglang. Serang, Rangkasbitung, Carita, Labuan hingga ke Bayah. Saya juga diajak berwisata religi dengan berjiarah ke makam para alim ulama yang membawa Agama Islam ke Banten, wisata spiritual ke sumur tujuh, berwisata bahari ke Pantai Carita dan Labuan, hingga wisata kuliner makan ikan sebelah bakar (asli, saya baru tahu di sini kalau ada ikan bernama ikan sebelah), wisata pertanian ke kebun buah-buahan seperti rambutan dan durian yang berlimpah di Pandeglang, wisata budaya melihat atraksi Debus yang bahkan dilakukan oleh pegawai Kabupaten Pandeglang sendiri. Top !
Kehidupan pribadi Aa sangat bersahaja untuk ukuran pejabat daerah seperti Aa. Aa sering berkeluh melihat ekspansi minimarket-minimarket yang sudah menyentuh hingga ke perumahan-perumahan. Menurut Aa, minimarket itu 'merampok uang' keluar dari Kabupaten Pandeglang, selain mematikan usaha-usaha warung penduduk. Beliau ingin penanam modal masuk ke sektor usaha besar saja, agar ada yang tersisa buat pengusaha kecil dan menengah.
Saya jadi teringat beliau ketika Pancallok meminta dukungan dalam kontes SEO Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang. Dan posting ini sekaligus salah satu bentuk dukungan saya untuk Kabupaten Pandeglang agar semakin maju, bisa lepas dari konotasi keterbelakangan, seram dan premanisme.
Lama tidak bertemu, semoga beliau masih tetap semangat untuk memajukan Kabupaten Pandeglang. Satu pelajaran berharga yang saya dapat dari beliau (jauh sebelum saya mengenal Blue Ocean Strategy) adalah Hindari kompetisi, Bangun sinergi. Apakah ada dari Anda yang mengenal Pak Kurnia? Sampaikan salam dari saya :)
40comments:
siapa AA itu?
pinter juga pake BOS..
mari bermain di mana tempat konsumen yang jnuh akan stagnasi yang ada.. jangan bertidak red ocean saja hehehe
sekaligus... mantab utk dukungan SEO...
keep spirit.. keep blogging...
salam hangat selalu
jadi malu... ada jago be o es di sini :)
@clara
ada kura2 lho di pantainya.. :)
@vicky
kompetisi itu cenderung maju sendiri hingga mengorbankan pihak lain. sinergi membuat lebih baik :)
salam hangat selalu
Gimana sebagai awal perkenal kita, Kita melakukkan tukaran Link?
Saya tunggu Konfirmasinya...
Sepakat banget ma tulisan di atas, hindari kompetisi, bangun sinergi. Pesan ini selalu ditebar oleh para internet marketer. Kalau mau sukses n lancar bisnis onlinenya jangan cari lawan, namun harus merangkulnya sebgai mitra.xixixi..peace !
mudah2an Pancallok juga bs keluar sbagai lelaki hebat mengejar Pandeglang
salam hangat buat beliau.
Katanya Makassar banyak tempat wisata nan canggih, knapa malah ngajak ke Pandeglang???
[kayaknya dia mau dapat laptop nich...]
asik yah jalan2nya
hehehee
Salam kenal dan hangat, prikitiw...
Post a Comment
Berkomentar yang wajar ya kawan :)