08 April 2009 | 30 comments | Sibaho Way

Makanan enak ala Itik

Akhir Maret kemarin saya mengirim 'bahan makanan' ke Ayu a.k.a Itikbali untuk 'dimasak' dengan bumbu khas ala dia tentunya. Dan kemarin saya dikirimin makanan enak. Good job, girl! Saya ingin berbagi makanan itu dengan sobat blogger semua.
Oke. Tanpa panjang lebar, silahkan dinikmati. Satu lagi: No Offense, just try to think out of the box.

-------------ooOoo-------------

Tersebutlah seorang cewe cantik bernama Maharani Sukrawati Permatahati Puji Lestari Binti Similikiti (busyettt..panjang amat namanya yak?) yang lebih akrabnya di panggil Rani. Rani sangat cantik,selain itu juga baik hati, jujur, tidak sombong, rajin menabung dan pintar mencuci piring. Banyak cowo yang naksir padanya bahkan kabarnya Nikolas Saputra pun pernah naksir (cuman kabar aja sih)
Tapi malang tak dapat ditolak Untung pergi ke sawah, ibarat kata pepatah, mati, lahir jodoh di tangan Tuhan. Rani mendapatkan jodoh seorang pemuda yang wajahnya setingkat lebih ganteng daripada kompor meleduk, udah item, bulukan, gak pernah sikat gigi, suka main judi, pemabok dan suka memanggil saudara-saudaranya sekebun binatang yaitu, asu, setan, babi, kambing (=baca : mengumpat) bernama Amirudin bin Tilan atau yang lebih akrab di panggil Amir
Rani tak henti-hentinya selalu mengingatkan suaminya.
Rani : Bang, sadar dong!
Amir : Emang gw pingsan hah!
Rani : Bukan gitu, maksudnya abang tuh sono pergi sholat, ngaji..
Amir : Halah ngapain..enakan juga play.. play..
Rani : Fly bang! Kalo gak ngerti bahasa Inggris gak usah pake bahasa Inggris deh?
Amir : Enakan juga asep asep..
Rani : Lho abang kan orang Jawa? Ngapain mau ganti nama jadi Asep?
Amir : Katrok banget sih dikau, itu lho musik yang bikin goyang-goyang kepala..
Rani : Ajep..ajep bang!!
Amir : hmmm ..oke..oke
Rani : Apanya yang oke sih bang?
Amir : RCTI !
Tapi bukan Rani namanya kalo dia berputus asa, tak henti-hentinya dia berdo’a agar suaminya sadar. Do’anya terkabul.
Gak ada angin gak ada hujan, hari siang terang benderang, eh si abang Amir tercinta bilang katanya mau tobat, mau sholat, mau ngaji. Rani gak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, maka untuk merayakannya dia belikan suaminya baju gamis yang keren rancangan perancang ternama Roy Suryo *lho?* ditambah kain sorban dari Palestina. Rani juga membuatkan makanan kesukaan suaminya sebelum pergi ke Masjid yaitu, pepes ikan asin dan sambel terasi pedes segentong.
Sesampai di Masjid, Amir mulai gelisah, jiwa ge er nya mulai keluar.
“ wah, jangan-jangan aku nanti dikira Pasha Ungu pake baju gamis plus sorban gini, bisa berabe dong kalo aku dimintai foto bareng?” katanya dalam hati.
Lalu diapun duduk ngejogrok di kolong bedug masjid, bengong gak tahu musti ngapain (seumur-umur gak pernah ke masjid bo). Tiba-tiba dia mendengar pengumuman kalo khotibnya gak bisa dateng hari ini, hatinya bersorak sorai bergembira
“ Waduh..selamat..selamat” katanya dalam hati.
Belum lagi selesai menikmati kelegaan hatinya, tiba-tiba tangannya ditarik dan diminta untuk naik ke mimbar menggantikan khotib. Mungkin orang-orang melihat baju gamis dan sorbannya. Amir kaget bukan main.
Sampai di atas mimbar bukannya dia memberi ceramah, tapi malah tertunduk menangis tersedu-sedu.
“ owh mungkin lagi sedih ya..” bisik-bisik jamaah yang hadir.
“ Atau abis disuruh ngupas bawang kali ya, kaya gw kalo pas lagi di hukum sama bini gw” bisik seorang jemaah..
Semua memandang dengan tatapan Rhoma Irama (baca=Penasaran)
Amir semakin menangis tersedu-sedu, sehabis ngembat sambel segentong buatan istrinya tadi, perutnya mules bukan maen. Bahaya dong kalo sampe gw ngebom disini, apalagi sampe kecepirit, bisa jatuh pamor gw sebagai kembaran Pasha Ungu nanti, katanya dalam hati.
Sementara Rani, sebagai istri yang setia, di rumah tak henti-hentinya berdo’a agar suaminya tak mendapat malu dan malu-maluin.
Akhirnya saking gak tahan lagi menahan mulesnya, sambil berurai airmata, Amir segera lari keluar menuju WC masjid dan segera melepaskan hajatnya.
Para jamaah yang hadir di situ sebenernya sih heran, tapi gak tahu mengapa ikutan aja lari keluar, mereka berpikir, mungkin ini salah satu kebiasaan ustadz yang baru sebelum mulai sholat, dan sebagai jamaah yang baik harus mengikuti dong!
Setelah para jamaah keluar tiba-tiba terdengar bunyi yang keras
Braaaaaaaaaakkkkk!!!!!!
Tiang masjid yang umurnya lebih dari duapuluh tahun itupun roboh saudara-saudara!!
Para jamaah takjub, ternyata ustadz yang baru itu telah menyelamatkan mereka, ustadz yang baru itu punya indra keenam. Hebat!!
Jamaah yang terselamatkan, mulai ramai berkasak-kusuk, berucap syukur tak henti-hentinya.
Jamaah 1 : Kemana ustadz tadi?
Jamaah 2 : Gak tahu, kok ngilang gitu aja ya..
Jamaah 3 : Mungkin dia itu Papa Laurent
Jamaah 1 & 2 :Siapa itu Papa Laurent?
Jamaah 3 : Yah, sodaranya Mama Laurent lah…
Jamaah yang hadir : ???????????????????
Sementara Amir sehabis buang hajat keluar kamar mandi dengan hati lega, kembali ke tengah jamaah yang berkumpul di depan masjid yang baru saja rubuh.
Hatinya kaget bukan main melihat kenyataan yang dihadapi, hatinya bersyukur ternyata niat baiknya dan kebaikan istrinya telah menyelamatkan jiwanya. Dan kekagetannya tak juga berhenti disitu saja, ketika para jamaah berdesakan berebutan mencium tangannya…
“antre..antre..jangan berebutan, semua kebagian!!” seorang jamaah sok sibuk mengatur.
“ Eh, perasaan tangannya ustadz tadi kok agak bau-bau gimana gitu ya? “
“ Halah, gak apa-apa mungkin itu bau yang membawa berkah, semakin bau semakin berkah!”
Semenjak peristiwa itu Amir menjadi semakin rajin sholat dan rajin ke masjid.
Dan mendapat julukan Ustadz bertangan bau berkah.
Ternyata Do’a seorang istri yang sholeh selalu membawa karomah!!
-------------ooOoo-------------

Selamat Sore, Blogger! Selamat mencontreng esok hari dan selamat menikmati libur panjang.

Related Post



30comments:

Post a Comment

Berkomentar yang wajar ya kawan :)

Supporting Websites