Mengapa Megawati masih nekat mengikuti debat-debatan itu? Apakah 'value'-nya akan menurun jika dia tidak hadir ? Apakah dia akan dianggap pengecut jika tidak ikut? Apakah dia akan didiskualifikasi oleh KPU jika menolak datang? Dan yang paling penting: Apakah value seorang capres bisa direpresentasikan lewat sebuah debat?
Dua kali mengikuti debat, Megawati hampir tidak 'secemerlang' dua kandidat lainnya. Malah jika sedikit hiperbol, bisa dikatakan, dengan jawaban dan pandangan yang disampaikan, sama saja Megawati tidak hadir di situ.
Langkah 'brilian' yang seharusnya segera diambil oleh Megawati adalah menghindari debat-debat seperti itu, sekalipun diselenggarakan oleh KPU. Katakan tidak untuk berdebat lewat media. Teori perang klasik dari negeri Tingkok mengatakan, jika tidak mahir memainkan pedang, jangan mau bertanding pedang. Kalahkan jago pedang lewat pertandingan lain. Ini kalau bicara menang kalah lho.
Saya yakin, pendekatan lewat debat tidak memberikan banyak keuntungan untuk capres seperti Megawati. Strength-nya tidak di situ. Debat itu konsumsi pecandu politik. Rakyat kere lebih suka sinetron dan reality show yang bisa bikin hati berdarah-darah, bisa bikin hati bangga entah karena apa. Debat? Bisa lihat kan, siapa yang paling menikmati debat semalam?
Yang sungguh menggelikan, ketika tadi pagi sebuah pimpinan salah satu media menyimpulkan bahwa jawaban para capres tidak spesifik, tidak to the point, tidak teknis. Saya tercekat. Lho? Ini orang waras apa nggak ya? Capres disuruh bicara teknis dalam waktu 2 menit? Capres disuruh bicara teknis tetek bengek segala? Buat apa?
Kembali ke Megawati. Dia semestinya kembali ke bawah dan memperbanyak menyusun strategi untuk memakmurkan rakyat. Karena kekuatannya di situ. Seandainya pun nanti tidak menang dalam Pilpres, toh strategi itu bisa disampaikan ke Presiden terpilih. Gak apa-apa toh?
Bahoomian, saya bukan jurkam capres Megawati. Saya hanya simpati saja ketika melihat dia menjadi bulan-bulanan oleh pemirsa televisi: wah megawati payah, megawati kelihatan....
Selamat Siang Bahoomian! Salam hangat sibaho menemani Anda sekeluarga menikmati akhir pekan nanti.
Dua kali mengikuti debat, Megawati hampir tidak 'secemerlang' dua kandidat lainnya. Malah jika sedikit hiperbol, bisa dikatakan, dengan jawaban dan pandangan yang disampaikan, sama saja Megawati tidak hadir di situ.
Langkah 'brilian' yang seharusnya segera diambil oleh Megawati adalah menghindari debat-debat seperti itu, sekalipun diselenggarakan oleh KPU. Katakan tidak untuk berdebat lewat media. Teori perang klasik dari negeri Tingkok mengatakan, jika tidak mahir memainkan pedang, jangan mau bertanding pedang. Kalahkan jago pedang lewat pertandingan lain. Ini kalau bicara menang kalah lho.
Saya yakin, pendekatan lewat debat tidak memberikan banyak keuntungan untuk capres seperti Megawati. Strength-nya tidak di situ. Debat itu konsumsi pecandu politik. Rakyat kere lebih suka sinetron dan reality show yang bisa bikin hati berdarah-darah, bisa bikin hati bangga entah karena apa. Debat? Bisa lihat kan, siapa yang paling menikmati debat semalam?
Yang sungguh menggelikan, ketika tadi pagi sebuah pimpinan salah satu media menyimpulkan bahwa jawaban para capres tidak spesifik, tidak to the point, tidak teknis. Saya tercekat. Lho? Ini orang waras apa nggak ya? Capres disuruh bicara teknis dalam waktu 2 menit? Capres disuruh bicara teknis tetek bengek segala? Buat apa?
Kembali ke Megawati. Dia semestinya kembali ke bawah dan memperbanyak menyusun strategi untuk memakmurkan rakyat. Karena kekuatannya di situ. Seandainya pun nanti tidak menang dalam Pilpres, toh strategi itu bisa disampaikan ke Presiden terpilih. Gak apa-apa toh?
Bahoomian, saya bukan jurkam capres Megawati. Saya hanya simpati saja ketika melihat dia menjadi bulan-bulanan oleh pemirsa televisi: wah megawati payah, megawati kelihatan....
Selamat Siang Bahoomian! Salam hangat sibaho menemani Anda sekeluarga menikmati akhir pekan nanti.
34comments:
Golput Forever
Saya kira semua capres dan cawapres wajib hadir disitu karena ada undang2 yang mengikat, kalo g salah uu no 42 tahun 2008 yang mewajibkan capres cawapres berdebat sebanyak 5 kali.
* ngomong opo PRof...?? gak jelas..he..he..
diam!
diriku no kumeng
gayhayahay ndak bisa debat...mending liyatin aja.ini loh yg diriku bisa
eh dukung saya dong Sang Visioner
...
begitulah,,,
heiheiehiehie
Tapi begitu bicara implementasi, banyak dalih yang muncul..ujung-ujungnya debat lagi he he he :D
kalopun mega terlihat......??? ya biarkan rakyat yg menilainya.
Kalo menurut pengamatan Semut nih, debat capres itu penting buanget, buat nunjukin kepiawaian kita dalam bersosialisasi, bahwa dalam situasi apapun kita mampu menghadapi semuanya. Termasuk saat terjadi musibah yg semua pada melek, itu murni karena alam.
Lah..! Koq yg disalahkan pemerintah?? Apaan ituh...
Masak pesawat bisa jatuh karena anggaran negara dikurangi.
Masak lembaga survei di bilang gak adil???
Masak SMS polling di bilang dimanipulasi??
Kalo mikir itu mbok ya yg relevan jng asal jeplak aja.
Hmmmm... akan puanjang kalo kita debat soal Capres kek gini...
Ayo sukseskan pemilu satu putaran aja..!!
Uda keliatan koq siapa yg paling kompeten memimpin negri ini.
Tapi bukan kompetensi saya untuk nilai bu Mega sih.... tapi saya juga akan lebih milih SBY atau JK. Dua kandidat itu akndidat kuat yang punya visi lebih jelas daripada ekonomi kerakyatan yang masih kabur dan ga jelas.
Post a Comment
Berkomentar yang wajar ya kawan :)