Seorang Pelatih sepakbola harus pandai berstrategi. Meracik pemain, memainkan taktik, lobi ke atas, memotivasi di lapangan dan sebagainya. Targetnya tentu menang di setiap pertandingan. Supporter bangga, pemain senang, petinggi klub happy, kontrak pun naik.
Seorang Pemain harus bisa bermain baik tentunya. Meningkatkan skill, teamwork yang solid, kerja keras, motivasi tinggi, burning desire, mental juara, tapi tetap fair play. Targetnya membantu mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan di setiap pertandingan. Jadi idola, diincar banyak klub, jadi bintang iklan, tapi tetap down to earth.
Seorang Komentator harus pandai bicara walau belum tentu bisa membuat strategi dan taktik apalagi bermain bola. Kompetensi kuncinya memang harus pintar meracik kata-kata, memainkan logika, lobi ke media dan rajin membaca tabloid olahraga. Targetnya bisa memprediksi hasil akhir setiap pertandingan. Melatih insting, melatih muka tebal kala prediksi salah, tapi harus tetap tersenyum.
Sungguh memprihatinkan orang-orang yang berkarakter Komentator. Mereka seperti navigator yang belum tentu bisa mengemudi. Menebar logika seolah-olah paling tahu segalanya. Dan ketika ternyata salah, dengan muka tambeng hanya cengengesan sambil berkata: seperti saya katakan, semuanya bisa terjadi, itulah bola Bung, bundar!
Oke. Jangan ada lagi pembunuhan karakter ala Komentator itu. Apalagi sampai membawa-bawa unsur sara.
Ini sudah tahun 2009 Bung! Buang saja ke laut mitos-mitos Jawa-Non Jawa, mitos Orang Partai, mitos Sipil-TNI, mitos Agama, mitos Gender dan mitos-mitos lainnya. Jangan seret-seret rakyat ke pusaran itu lagi. Kami capek, tauk!!
Saya pun sangat tidak setuju ketika semalam SBY memperkenalkan Boediono dengan kata-kata 'Muslim yang....', huh! Norak menurut saya. Saya pun sangat jengkel ketika seorang petinggi partai membandingkan pola setiap pasangan capres cawapres dari sisi kesukuan. Saya sangat terbakar ketika banyak politisi gagal mengatakan Boediono itu neo liberal. Dan hari ini saya kesal dengan seseorang karena di status FB-nya ditulis Mega ber-ibu sumatera dan ibunya Prabowo boru Regar. Terakhir diralat karena ternyata Regar yang ini Regar dari Manado. Kasian deh..terlalu bersemangat sih!
Boediono itu hanyalah seorang Pemain dan dia hanya akan memainkan strategi dari seorang Pelatih berinisial SBY. Camkan itu wahai para Komentator!
Bahoomian, tulisan ini bukan kampanye dukungan untuk Capres SBY (lihat di paragraf 6 di atas). Mereka hanya sebagai analogi saja. Mengapa bukan yang lain? Ya karena mereka yang sedang hangat saat ini :D
Selamat Malam, Bahoomian!! Salam sibaho buat Anda sekeluarga di akhir pekan ini.
Seorang Pemain harus bisa bermain baik tentunya. Meningkatkan skill, teamwork yang solid, kerja keras, motivasi tinggi, burning desire, mental juara, tapi tetap fair play. Targetnya membantu mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan di setiap pertandingan. Jadi idola, diincar banyak klub, jadi bintang iklan, tapi tetap down to earth.
Seorang Komentator harus pandai bicara walau belum tentu bisa membuat strategi dan taktik apalagi bermain bola. Kompetensi kuncinya memang harus pintar meracik kata-kata, memainkan logika, lobi ke media dan rajin membaca tabloid olahraga. Targetnya bisa memprediksi hasil akhir setiap pertandingan. Melatih insting, melatih muka tebal kala prediksi salah, tapi harus tetap tersenyum.
Sungguh memprihatinkan orang-orang yang berkarakter Komentator. Mereka seperti navigator yang belum tentu bisa mengemudi. Menebar logika seolah-olah paling tahu segalanya. Dan ketika ternyata salah, dengan muka tambeng hanya cengengesan sambil berkata: seperti saya katakan, semuanya bisa terjadi, itulah bola Bung, bundar!
Oke. Jangan ada lagi pembunuhan karakter ala Komentator itu. Apalagi sampai membawa-bawa unsur sara.
Ini sudah tahun 2009 Bung! Buang saja ke laut mitos-mitos Jawa-Non Jawa, mitos Orang Partai, mitos Sipil-TNI, mitos Agama, mitos Gender dan mitos-mitos lainnya. Jangan seret-seret rakyat ke pusaran itu lagi. Kami capek, tauk!!
Saya pun sangat tidak setuju ketika semalam SBY memperkenalkan Boediono dengan kata-kata 'Muslim yang....', huh! Norak menurut saya. Saya pun sangat jengkel ketika seorang petinggi partai membandingkan pola setiap pasangan capres cawapres dari sisi kesukuan. Saya sangat terbakar ketika banyak politisi gagal mengatakan Boediono itu neo liberal. Dan hari ini saya kesal dengan seseorang karena di status FB-nya ditulis Mega ber-ibu sumatera dan ibunya Prabowo boru Regar. Terakhir diralat karena ternyata Regar yang ini Regar dari Manado. Kasian deh..terlalu bersemangat sih!
Boediono itu hanyalah seorang Pemain dan dia hanya akan memainkan strategi dari seorang Pelatih berinisial SBY. Camkan itu wahai para Komentator!
Bahoomian, tulisan ini bukan kampanye dukungan untuk Capres SBY (lihat di paragraf 6 di atas). Mereka hanya sebagai analogi saja. Mengapa bukan yang lain? Ya karena mereka yang sedang hangat saat ini :D
Selamat Malam, Bahoomian!! Salam sibaho buat Anda sekeluarga di akhir pekan ini.
66comments:
Jadi ceritanya tentang komentator bola yang beralih jadi komentator politik gitu ya??
Hehehee... *kabuuuuurr...*
benang merah antara komentator bola ma politisi (versi Bro Baho) ada di komentar bro Seno, gitu yak?
"Komentator" kalo dalam pengertian sebagai pihak yang mengingatkan mungkin tetap perlu mas. Tapi bukan dengan semangat mengkotakkan, mengkerdilkan, atau bikin sekat-sekat. melainkan dgn semangat menegakkan yg benar atau meluruskan yang menyimpang. waduh...saya mulai ngaco lagi nih he he he :D
wah iya neh, banyak yang koment tapi gak bisa melakukan apa2 huhuhu ...
Aku juga sebel kalo ada kampanye yang mengatas namakan SARA atau kesukuan..
Aku prefer seorang pemimpin yang capable untuk memimpin...ga peduli dari suku, agama, mitos, atau partai apapun...
Hopefully the best will win...Whoever that is
Selamat berakhir pekan juga bang Baho...
baik nih bang...hehhehehe
Ya.. sudah, namany juga komentator... persepsinya masing-masing, tingkat penegathuannya juga masing-masing... subyektifitasnya juga masing-masing
:D
tapi diriku setuju sama dirimu Kang, nilailah berdasarkan fakta dan kapabilitas
Ya.. sudah, namanya juga komentator... persepsinya masing-masing, tingkat penegathuannya juga masing-masing... subyektifitasnya juga masing-masing.
(Saya sendiri tidak tertarik dengan pasangan manapun...)
kedengarannya kayak yang benar2 paham dgn situasi dan strategi di depak bola ya...?? hehehe..
met week end..
maaf baru sempat berknjung lagi..
jgn lupa berknjung ke rumahku yang baru ya..??
klik di sini
hehehehehe
kalo salah paling dimarahinnya sama pemilik blog
kalo jadi komentator bola
salah-salah aku pulangnya aku dicegat pembunuh bayaran..he..he
Lha wong komentar Bola
tak komentarin masakan
bukan cuma pembunuhan karakter
tapi pembunuhan semua crew TV ya
Siapapun dan darimanapun,... yang penting jangan pernah bloging dicekal.
Yasudahlah... Politik memang penuh intrik. Itu juga yang membuat politik menjadi rame.
Salam kembali bang Baho.. selamat menunggu hari senin.. hehehehe....
:)
apa-apa jangan naik...udah sekarat dan udah kencengin sabuk..
besok rakyat bukan mati kelaparan tapi mati sesek ga bisa nafas..karena terlalu kenceng sabuknya
:P
salam kenal mas..
maturnuwun linknya mas ...
janganlah bawa-bawa suku ini itu, gender, agama atau apalah...
pilih wakil yang memang benar benar "punya kemampuan" !
bukan karena punya darah keturunan ini itu...
(Suku, Agama, Ras, keturunan dan IPK)
sensitif
Harus berkomentar dengan semangat...
Malah seringkali keliwat semangat...
Sampai-sampai gak tahu harus komentar apalagi...
Parahnya..., seringkali mereka gak tahu apa sebenarnya yang dikomentari...
kebanyakan emank gitu
klu anak2 kosan sich punya nama sendiri untuk komentator
kcc (kakean cocot)
alias kebanyakan ngomong
hehehehehe
saya juga capek kalo dengerin para komentator, yang penting memilih yang menurut kita paling baik di antara kandidat yang lain.
hhihihhi....bung baho aku jadi komentator disini aja deh....
oh ya ada artikel yang tak kalah menarik di sini htpp://bisnisbloggerku.blogspot.com, ada pilihan buat semua empunya blogger di internet...:) mudah2an bermanfaat...
terima kasih
Your Friend:Myokezone
Post a Comment
Berkomentar yang wajar ya kawan :)