Masalah merupakan tambang emas. Sebagian lagi mengatakan, masalah adalah anugerah. Kok bisa? Bukankah banyak orang yang berusaha mati-matian menghindari masalah? Bahkan tidak sedikit petinggi negeri ini yang membayar para profesional untuk melepaskannya dari masalah. Bukankah nenek moyang kita selalu memberi wejangan: jangan cari masalah!
Oke, mari kita selidiki apa itu masalah. Masalah, sederhananya adalah penyimpangan, ketidaksesuaian, kejadian abnormal. Ketika terjadi masalah, semestinya kita tidak menghindar. Hadapi saja. Tidak punya persiapan? Pokoknya hadapi saja! Dengan menghadapi masalah kita memutar otak untuk mencari jalan keluar. Keluarkan segala kemampuan, lakukan segala tindakan. Lakukan analisa jika diperlukan. Jika tidak bisa, ya lakukan saja apa yang bisa dilakukan. Masalah berikut yang timbul akibat dari salah langkah, malah biasanya menimbulkan inspirasi jalan keluar yang sebenarnya.
Bayangkan jika tidak ada masalah. Kita akan hidup apa adanya. Tidak ada perbaikan. Ya memang, sense orang terhadap masalah bervariasi. Ada yang menganggap tidak mapan pada usia 35 tahun itu masalah. Ada yang menilai, belum menikah pada usia 27 tahun itu sudah memasuki injury time. Ada yang menilai, tiga bulan ngeblog dan belum dapat pagerank adalah masalah. Padahal buat saya hal tersebut, ya... masalah juga sih :D
Lihat saja salah satu peserta Blackinnovationawards pada tahun 2008. Dia melihat closet duduk di kantornya sering ada bekas telapak sepatu, yang mengindikasikan ada yang jongkok ketika membuang hajat. Kondisi itu tentu tidak normal. Mungkin bagi sebagian orang kejadian tesebut biasa saja. Tapi, buat dia itu masalah. Harus dicari pemecahannya, hingga idenya untuk membuat closet dwifungsi, bisa untuk duduk dan jongkok sekaligus. Buah karyanya tersebut akhirnya menjadi pemenang pada kontes yang diadakan oleh Djarum Black tersebut.
Jadi, masalah sebenarnya adalah peluang untuk kita melakukan perbaikan. Bagaimana kita mengeluarkan bongkahan solusi dari sebuah gunung masalah. Jika berhasil, maka itulah yang disebut emas.
Bagaimana jika sudah tidak ada masalah? Ya kita harus membuat masalah baru. Jadikan ke-normal-an yang ada menjadi tidak normal. Berarti harus ada perbaikan dari kondisi sekarang. Umur 35 dengan istri cantik dan 2 anak yang imut, rumah yang layak berhalaman luas, karir bagus dengan banyak fasilitas, kurang apalagi? Tidak ada masalah toh? Ooooo, itu masalahnya. Banyak orang umur segitu sudah memiliki usaha yang mapan, yang bisa menyekolahkan anak yatim dan rutin memberikan santunan kepada panti asuhan. Apa itu tidak masalah. Halah, kalau gitu sih gak ada habisnya. Bukankah kita juga harus melihat ke bawah dan jangan selalu melihat ke atas? Sayangnya, kalau ingin melakukan perbaikan memang harus mengacu kepada yang lebih baik.
Selamat Malam, Blogger! Saya besok cuti kerja, tapi salam hangat dari sibaho akan selalu menyertai Anda sekeluarga.
Oke, mari kita selidiki apa itu masalah. Masalah, sederhananya adalah penyimpangan, ketidaksesuaian, kejadian abnormal. Ketika terjadi masalah, semestinya kita tidak menghindar. Hadapi saja. Tidak punya persiapan? Pokoknya hadapi saja! Dengan menghadapi masalah kita memutar otak untuk mencari jalan keluar. Keluarkan segala kemampuan, lakukan segala tindakan. Lakukan analisa jika diperlukan. Jika tidak bisa, ya lakukan saja apa yang bisa dilakukan. Masalah berikut yang timbul akibat dari salah langkah, malah biasanya menimbulkan inspirasi jalan keluar yang sebenarnya.
Bayangkan jika tidak ada masalah. Kita akan hidup apa adanya. Tidak ada perbaikan. Ya memang, sense orang terhadap masalah bervariasi. Ada yang menganggap tidak mapan pada usia 35 tahun itu masalah. Ada yang menilai, belum menikah pada usia 27 tahun itu sudah memasuki injury time. Ada yang menilai, tiga bulan ngeblog dan belum dapat pagerank adalah masalah. Padahal buat saya hal tersebut, ya... masalah juga sih :D
Lihat saja salah satu peserta Blackinnovationawards pada tahun 2008. Dia melihat closet duduk di kantornya sering ada bekas telapak sepatu, yang mengindikasikan ada yang jongkok ketika membuang hajat. Kondisi itu tentu tidak normal. Mungkin bagi sebagian orang kejadian tesebut biasa saja. Tapi, buat dia itu masalah. Harus dicari pemecahannya, hingga idenya untuk membuat closet dwifungsi, bisa untuk duduk dan jongkok sekaligus. Buah karyanya tersebut akhirnya menjadi pemenang pada kontes yang diadakan oleh Djarum Black tersebut.
Jadi, masalah sebenarnya adalah peluang untuk kita melakukan perbaikan. Bagaimana kita mengeluarkan bongkahan solusi dari sebuah gunung masalah. Jika berhasil, maka itulah yang disebut emas.
Bagaimana jika sudah tidak ada masalah? Ya kita harus membuat masalah baru. Jadikan ke-normal-an yang ada menjadi tidak normal. Berarti harus ada perbaikan dari kondisi sekarang. Umur 35 dengan istri cantik dan 2 anak yang imut, rumah yang layak berhalaman luas, karir bagus dengan banyak fasilitas, kurang apalagi? Tidak ada masalah toh? Ooooo, itu masalahnya. Banyak orang umur segitu sudah memiliki usaha yang mapan, yang bisa menyekolahkan anak yatim dan rutin memberikan santunan kepada panti asuhan. Apa itu tidak masalah. Halah, kalau gitu sih gak ada habisnya. Bukankah kita juga harus melihat ke bawah dan jangan selalu melihat ke atas? Sayangnya, kalau ingin melakukan perbaikan memang harus mengacu kepada yang lebih baik.
Selamat Malam, Blogger! Saya besok cuti kerja, tapi salam hangat dari sibaho akan selalu menyertai Anda sekeluarga.
23comments:
jreng ..jreng.. datang lagi nih mau cari masalah di sini ah.. hihihi
*masalah adalah anugerah. itu pertanda kita masih hidup.
*kita harus bersyukur kalo kita sakit kepala. itu pertanda kita masih punya kepala.
huehehehehe... bener nggak!!!!!
Keep on the track Bro !!!
"...Kalian masuk sekolah ini hanya cari masalah..."
semoga sukses deh...kalo menang makan2 yaaa hehehe
tapi saya gak mau juga dapet banyak masalah
penggemar humor datang berkunjung.......
bener ga ya?
pasti slesai........
Post a Comment
Berkomentar yang wajar ya kawan :)