09 December 2009 | 30 comments | Sibaho Way

Cerita dari negeri antah beraho

Add to Technorati FavoritesPedagang kaki lima itu pengusaha bermental baja. Walau dengan kondisi seadanya, mereka dengan optimis berjuang mempertahankan harga dirinya. Lihatlah. Walau kulit jadi hitam legam, walau suara jadi parau, walau muka menjadi tebal oleh debu, tiada kata menyerah. Hidup adalah perjuangan dan perjuangan perlu pengorbanan.

Itulah mengapa setiap saat mereka selalu siap menjadi korban. Berbenturan dengan polisi pamong praja bukan cerita baru. Digusur, dikejar, dihancurkan adalah ancaman yang mengintai setiap saat. Dituding, dijadikan kambing hitam atas ketidaknyamanan kota, itu cerita lama. Disayang, dielukan, diperjuangkan, dijanjikan pada saat akan pemilu, ah itu cerita pilu. Tapi itu semua adalah bagian dari perjuangan. Bukankah hidup akan hampa tanpa perjuangan?

Ya. Mereka luput dari pengamatan para birokrat berotak hampa. Mereka ditindas dipitas layaknya hama. Mereka sering dilecehkan seakan mereka tidak akan bisa melahirkan pemimpin dunia. Lalu, mengapa mereka tidak dibunuh saja?

Dibunuh? Oh jangan! Mereka itu aset untuk pilkada. Mereka itu kambing untuk dihitamkan atas suatu ketidaknyamanan. Mereka itu sapi perah untuk ditarik pungutan liar. Kalau ada yang menolak? Hajar !!

--------ooOoo--------

Di suatu negeri antah beraho, hiduplah sekelompok bahoomian yang mencari nafkah dengan berjualan di kaki lima. Mereka membuat pusing pengelola kota. Kota jadi sumpek, lalu lintas macet, jalanan liar tidak terkendali, turis jijik, pariwisata anjlok, popularitas kota ambruk.
Sebenarnya bukan hal yang sulit bagi pemerintah negeri antah beraho untuk memasukkan mereka ke dalam container dan menceburkannya ke samudra antartika. Tapi, pemimpin kota yang dijuluki sibaho suka ngeblog berpikiran lain.

Dalam suatu rapat raksasa, penguasa kota mengajak diskusi para pedagang kaki lima yang didominasi oleh bahoomian. Penguasa bilang: Kami ingin kota rapi ! Pengusaha kaki lima bilang: Kami ingin berjualan dengan senang hati !
Lahir sinergi yang luar biasa. Penguasa kota dan pengusaha kaki lima sepakat membangun visi: menjadikan kaki lima menjadi wisata belanja yang terkenal ke seantero galaksi sibaho sakti. Dananya? Para koruptor ditangkapin dan hartanya disita.

Para bahoomian dimasukkan sekolah kepribadian untuk dididik menjadi ramah, jujur dan bisa bahasa asing. Mereka juga dilatih beretika untuk tidak menjual produk bajakan, tapi membuat dan membesarkan brand sendiri. Mereka diajarkan mencintai kota dengan tetap rapih dan teratur.

Luar biasa. Dalam tempo setahun, negeri antah beraho terkenal sebagai tujuan wisata belanja se-galaksi sibaho sakti. Industri dalam negeri bergairah. Pajak meningkat tajam. Pengangguran mencapai titik nol. Devisa melonjak naik hingga negara-negara lain ketakutan karena banyak aliran transaksi yang mengalir ke negeri antah beraho. Mengapa sampai paranoid begitu? Ternyata, beberapa para pedagang kaki lima itu berjualan kaki lima online lewat blog.

Pada suatu malam di bawah temaram bulan purnama, diadakan sukuran besar-besaran oleh pemerintah negeri antah beraho. Mereka bersyukur atas apa yang dicapai sekaligus meresmikan tagline negeri mereka: Jadikan masalah menjadi anugerah !

Related Post



30comments:

Post a Comment

Berkomentar yang wajar ya kawan :)

Supporting Websites