Sejak Ayah berpulang 2 tahun lalu, emak tinggal ditemani dua orang adikku. Dua-duanya lelaki. Adikku yang perempuan ikut suaminya, sedang satunya lagi masih bersekolah di daerah yang berbeda.
Kadang aku iri dengan kedua adik lelakiku. Mereka bisa bersama emak sepanjang waktu, menghibur hatinya, membuatnya tertawa, menemaninya ke kebun, memakan masakannya setiap hari dan memeluknya ketika emak termangu mengingat almarhum ayah, lelaki yang sangat dihormatinya.
Sementara aku, hanya bisa mengajaknya berbicara lewat ponsel dari kejauhan. Mencoba membuatnya tertawa, mencoba membuat hidupnya tetap bergairah dengan celotehan bawel anak-anakku, membuatnya iri dengan menceritakan kalau ayah menemuiku dalam mimpi, hingga menyemangatinya ketika harga kelapa sawit anjlok.
Dan aku hanya bisa menangis saat berdo'a untuk keselamatan dan kesehatannya, memohon agar umurnya diberi keleluasaan, dan senantiasa tetap istiqomah. Paling sedikit setiap minggu aku rutin meneleponnya, memastikan tidak ada apa-apa yang mengkhawatirkan. Begitu terus hingga emak selalu bertanya, apa duit tidak sayang habis buat beli pulsa terus. Emak pasti tidak tahu kalau biaya telepon sekarang sudah murah.
Sabtu pagi, Aku menelepon emak lewat ponsel adikku. Tulalit. Kucoba berulang-ulang hasilnya selalu sama. Ponsel kedua adikku tidak bisa dihubungi. Aku pun mencoba menelepon adik-adikku yang perempuan. Tidak aktif. Mengapa bisa kebetulan begini? Tiba-tiba kok aku merasa, adik-adikku marah kepadaku. Tapi aku cepat-cepat membuang pikiran itu. Pikiran itu terbersit karena ketika aku mengingat kapan aku terakhir menghubungi mereka. Itu dua bulan yang lalu. Dan aku pun jadi ingat kalau adikku pernah beberapa kali menelepon pada saat aku sedang bekerja, dimana aku sedang dalam kondisi tidak bisa menerima telepon.
Pagi itu aku panik. Aku mencoba mencari informasi pada keluarga yang lain. Paman, tante, sepupu dan lain-lain. Semua mengatakan tidak ada perubahan nomor ponsel adikku. Malah aku menjadi malu ketika mereka bertanya kapan aku terakhir bicara dengan emak.
Entah mengapa hatiku tiba-tiba merasa khawatir. Sudah menjadi kebiasaan emak, kalau terjadi hal-hal seperti sakit, dia selalu meminta adikku untuk tidak memberitahuku.
Siang hari aku bisa menelepon adikku yang perempuan. Dari dia pula aku mendapatkan nomor baru ponsel adikku. Dia mengganti nomor dan tidak memberitahuku. Perasaanku kembali tidak enak.
Ketika kuhubungi, tersambung. Aku sedikit memarahi adikku karena tidak memberitahukan perubahan nomor ponselnya. Lalu aku puaskan berbicara dengan emak sambil menyeka airmata. Emak bercerita bagaimana dia selalu menyuruh adikku untuk meneleponku. Emak juga bercerita bagaimana dia mencoba meyakinkan adikku yang kesal, kemungkinan aku sibuk hingga tidak sempat menelepon. Ah, emak.... Airmataku tambah deras tanpa tangis. Dadaku sesak tapi hatiku bahagia.
Kemudian aku berbicara dengan adikku. Mengucapkan terimakasih karena sudah merawat emak dengan baik. Adikku cuma meminta agar aku tidak sampai lupa menelepon emak. Dia bahkan meminta, bisa tidak bulan ini pulang melihat emak. Aku membeberkan alasan pekerjaanku yang tidak bisa ditinggal saat ini.
Tidak lama setelah pembicaraan lewat telepon selesai, sebuah sms masuk di ponselku. Dari adikku. Isinya : Bang, emak itu sangat membanggakanmu. Apakah kau menunggu emak sakit baru datang melihatnya ke sini?
Aku terduduk. Ada bayangan wajah emak yang tersenyum menyambut kedatanganku.
Kisah sejati ini saya ikutkan untuk meramaikan kontes blog berbagi kisah sejati yang diadakan oleh anazkia dan disponsori oleh Denaihati.
Kadang aku iri dengan kedua adik lelakiku. Mereka bisa bersama emak sepanjang waktu, menghibur hatinya, membuatnya tertawa, menemaninya ke kebun, memakan masakannya setiap hari dan memeluknya ketika emak termangu mengingat almarhum ayah, lelaki yang sangat dihormatinya.
Sementara aku, hanya bisa mengajaknya berbicara lewat ponsel dari kejauhan. Mencoba membuatnya tertawa, mencoba membuat hidupnya tetap bergairah dengan celotehan bawel anak-anakku, membuatnya iri dengan menceritakan kalau ayah menemuiku dalam mimpi, hingga menyemangatinya ketika harga kelapa sawit anjlok.
Dan aku hanya bisa menangis saat berdo'a untuk keselamatan dan kesehatannya, memohon agar umurnya diberi keleluasaan, dan senantiasa tetap istiqomah. Paling sedikit setiap minggu aku rutin meneleponnya, memastikan tidak ada apa-apa yang mengkhawatirkan. Begitu terus hingga emak selalu bertanya, apa duit tidak sayang habis buat beli pulsa terus. Emak pasti tidak tahu kalau biaya telepon sekarang sudah murah.
Sabtu pagi, Aku menelepon emak lewat ponsel adikku. Tulalit. Kucoba berulang-ulang hasilnya selalu sama. Ponsel kedua adikku tidak bisa dihubungi. Aku pun mencoba menelepon adik-adikku yang perempuan. Tidak aktif. Mengapa bisa kebetulan begini? Tiba-tiba kok aku merasa, adik-adikku marah kepadaku. Tapi aku cepat-cepat membuang pikiran itu. Pikiran itu terbersit karena ketika aku mengingat kapan aku terakhir menghubungi mereka. Itu dua bulan yang lalu. Dan aku pun jadi ingat kalau adikku pernah beberapa kali menelepon pada saat aku sedang bekerja, dimana aku sedang dalam kondisi tidak bisa menerima telepon.
Pagi itu aku panik. Aku mencoba mencari informasi pada keluarga yang lain. Paman, tante, sepupu dan lain-lain. Semua mengatakan tidak ada perubahan nomor ponsel adikku. Malah aku menjadi malu ketika mereka bertanya kapan aku terakhir bicara dengan emak.
Entah mengapa hatiku tiba-tiba merasa khawatir. Sudah menjadi kebiasaan emak, kalau terjadi hal-hal seperti sakit, dia selalu meminta adikku untuk tidak memberitahuku.
Siang hari aku bisa menelepon adikku yang perempuan. Dari dia pula aku mendapatkan nomor baru ponsel adikku. Dia mengganti nomor dan tidak memberitahuku. Perasaanku kembali tidak enak.
Ketika kuhubungi, tersambung. Aku sedikit memarahi adikku karena tidak memberitahukan perubahan nomor ponselnya. Lalu aku puaskan berbicara dengan emak sambil menyeka airmata. Emak bercerita bagaimana dia selalu menyuruh adikku untuk meneleponku. Emak juga bercerita bagaimana dia mencoba meyakinkan adikku yang kesal, kemungkinan aku sibuk hingga tidak sempat menelepon. Ah, emak.... Airmataku tambah deras tanpa tangis. Dadaku sesak tapi hatiku bahagia.
Kemudian aku berbicara dengan adikku. Mengucapkan terimakasih karena sudah merawat emak dengan baik. Adikku cuma meminta agar aku tidak sampai lupa menelepon emak. Dia bahkan meminta, bisa tidak bulan ini pulang melihat emak. Aku membeberkan alasan pekerjaanku yang tidak bisa ditinggal saat ini.
Tidak lama setelah pembicaraan lewat telepon selesai, sebuah sms masuk di ponselku. Dari adikku. Isinya : Bang, emak itu sangat membanggakanmu. Apakah kau menunggu emak sakit baru datang melihatnya ke sini?
Aku terduduk. Ada bayangan wajah emak yang tersenyum menyambut kedatanganku.
-----ooOoo-----
Kisah sejati ini saya ikutkan untuk meramaikan kontes blog berbagi kisah sejati yang diadakan oleh anazkia dan disponsori oleh Denaihati.
219comments:
Sungguh saya kembali mengingat Emak, merindukannya juga ingin segera pulang kepadanya.
eee... pulanglah :)
mengingat-ingat kapan aku menelpon emak...(doh) ternyata sudah teramat lama....besok harus nelp...!
Semoga sukses ya kang..
walau sekejap
lihat emak
tampakkan muka
huhuhu
pulanglah to, jangan tunggu smpe emak sakit.
oh iya, aku di siantar - Jl. Melanthon Siregar..
klo pas pulang kampung, blh mampiirrr.. :)
Kisahnya bagus, semoga menang ya.. Aku sendiri belum berhasil membuat naskahnya.
BTW, maaf baru mampir, krn sakit mataku baru sembuh.
mana ada kata sedih di kamus vicky :D
sukur deh bu udah sembuh... emang lagi musim ya :)
pokoknya ada kesempatan tlp lah emak,kadang orang tua itu gag butuh materi tapi cukup anak2nya peduli ma ortu itu dah cukup
(cozy)
berarti saya gak sendiri :D
semoga berhasil memenangkan kontesnya...
dalam keadaan apapun
Ayahku juga sudah meninggal sejak q berumur 2 tahun. Aku adalah anak bungsu, dan lelaki satu2nya....
Jika ingin tentang ibu, selalu ingin menangis rasanya. Rindu banget.......
maaf tidak bisa komen banyak
Saya mengalami hal yg sama.
Tapi kebetulan yg ngerawat ibuk saya adalah adik perempuan, jadi beda kalau anak lelaki.
Beruntung pula Ibuk saya diusianya yg 75 tahun masih lancar telpon bahkan SMS.
Jadi kalau saya lupa karena sibuk, Ibuk sayalah yg nelpon.
Semoga Ibu kita diberi kesehatan...
waktu emak sakit tiap malam selalu saya tunggu..
gak peduli hujan tetep tetap datang untuk menunggu
cuma pernah sekali gak nunggu karena diperjalanan kecelakaan motor nyemplung got
Jadi pingin cepet cepet pulkam :(
Sukses buat kontesnya bang, jangan lupa makan2 kalo menang :D
sebuah fenomena yang membawa kita mendayu2 dalam perasaan yang bimbbang :)
Moga2 menang ya
takut emak makin sakit menanggung beban dan rindu.
kisahnya menyentuh sekali, semoga menang ya bang...
maaf baru bisa berkunjung balik
Semoga menang di kontesnya ya!
apapun panggilan untuk beliau, disaat diri jauh darinya pastilah sangat merindu kasihnya, teringat masa kanak2 dulu :)
~Salam kenal dari saya, selamat mengikuti lomba
Salam,
Ica Puspita
Bang onlen dong ...
hikshikshiksss...
Salut deh, sama anak lelaki sangat perhatian pada ibunya (kayak Bang Sibaho) walaupun berjauhan, adek lelakiku satu-satunya jarang banget nelpon emak kami tuh..
oia, nih ada juga kontes Never Give Up Dude, All Come From Zero
Semoga sukses ikutan kontesnya.
ceritanya mengharukan sob..
salam buat emak
Kampusku UII
pengen pulang...tp blm libur
ternyata meramaikan kontes ya mas??
berapa hadiah untuk pemenang kontesnya mas???
besok aku pulang, minta uang saku lagi.
:D
pulang lah... hehehe
thanks ya postingannya...
http://sibaho.blogspot.com
surga ada dibawah telapak kaki ibu.
Ayahku juga sudah meninggal sejak q berumur 2 tahun. Aku adalah anak bungsu, dan lelaki satu2nya....
Liat-liat dulu....
Situsnya bagus nih!
apalagi artikelnya, menarik banget!
Saya seperti disuguhi makan enak!
hehehehehhehehe
Oia Kunjungan balik ya sob, ini blog saya
http://obat-sakitgigi.blogspot.com
Salam kenal....
Menarik, Brother.
I've seen it.
Kehadiran itu nyata.
Semua jadi terasa menjiwa.
Oh, Cinta!
Thanks for knowing me.
http://bhonchuwh.blogspot.com/
thnks sob dah mengingatkan ku pada emakku..
apa yng hrus kuberikan untuk mu ?
lalu doa-doa lalui sekujur tubuhku dngan apa membalas EMAK
Iwan fals SAY
jangan lupa mampir ke om canel ya???
berisi
menarik
salam hangat dari blue
salam kenal.. oy dtunggu kunjngan baliknya sob..
berbaktilah pada orang tua.. :))
itu lah gan yg buat daya setuju dng artikel agan yng menyatakan iingai terus bersama emak
salm kenal GAN
marilah kita cintai ibu dan ayah kita karena merekalah yang mengasuh kita hingga kita dewasa...
BTW.. sekalian titip makalah aja yah.. siapa tau bermanfaat bagi tamu lainnya , makasih
http://cikopotrans.blogspot.com/2010/08/orang-yahudi-lebih-pintar-betulkah.html
from : om canel dan bhara
thanks kawan,sudah share ni crita :D
aku kangen rumah jadinya hik hik hik
:)
salam kenal
emak i luv u...
lalu doa-doa lalui sekujur tubuhku dngan apa membalas EMAK
Iwan fals SAY
www.pandumusica.info
hubungin ane di pandumusica@yahoo.com
ma kasih gan :D
kisah.a baggus bddg .
ngingetiin kita suppaya selalu inget sama mamah giimanah pun kondisi.a .
always n forever love u mom .
maen jg k blog saya..makasih
dduh jadii inget mamh dirumah .
pengen buru.buru pulang kerumah .
hhm .
niice post .
makasih .
kangen mamah .
postingannya bagus .
postingannya bagus .
Post a Comment
Berkomentar yang wajar ya kawan :)