Sungguh memprihatinkan kondisi jalan raya yang belakangan ini dihiasi oleh banner atau spanduk para 'foto model' dadakan. Mulai dari model pas photo ala ktp sampai gaya narsis ala bintang pop.Ada 3 jenis bawarak-bakal wakil rakyat dilihat dari banner jalanan itu.
Pertama, kelompok yang mengandalkan figur / kharisma seseorang, entah itu tokoh partai atau tokoh masyarakat setempat dan tokoh-tokoh lain. Lihat saja, ada yang sedang bersanding bersama Megawati dengan back drop Bung Karno, ada lagi yang sedang bersalaman dengan si tiga kali: SBY, dan lain-lain. Ada lagi, tanpa photo tapi dengan kata-kata, seperti Badur no urut 2 cucunya H. Anu, tokoh Anu. Bahkan yang sudah almarhum pun dibawa-bawa : Jontor no urut 8 putra (alm) Anu.
Mereka mungkin lupa, menjadi wakil rakyat itu yang dibuthkan bukan figur orang lain, tapi VALUE dari orang yang bersangkutan.
Kedua, Sepertinya lebih baik dari kelompok pertama dan lebih mengerti value. Terbukti dengan diumbarnya puluhan gelar baik gelar akademik maupun gelar buatan sendiri. Bagi kelompok ini, gelar merepresentasikan value. Lihat lagi, tidak sedikit yang memiliki 3 gelar bahkan lebih. Drs, MM, MSc, SPi, Dr, SSos, SE sampai made in luar punya sejenis PhD (pak dhe kali ya maksudnya). Cuma satu gelar belum ada yang dipakai : Alm.
Ketiga, Inilah kelompok yang membumi (sepertinya sih). Down to earth, tidak membawa-bawa nama orang lain (cukup percaya diri kayaknya), tidak juga menempelkan gelar ini itu (tindakan lebih penting, mungkin begitu pikir mereka) alias polos (baca: lugu). Contoh, contreng Sibaho No urut 17! Tapi malah bikin orang bingung: ini orang siapa, lha mau ngapain? Nafsu amat sih jadi caleg... Nah lho !
Solusi? Tidak ada solusi, wong niatnya memang mau bikin bingung doang kok :) Apakah caleg dalam 3 kelompok di atas tidak ada yang baik? Tidak begitu lah. Paling tidak, mulai sekarang kita sudah harus proaktif mencari calon wakil di dewan sana (jangan jadi golput, Gus Dur aja sudah tobat), agar tidak terjebak oleh banner yang mengotori kerapihan dan keindahan jalan. Pilih caleg yang melek internet dan mau bagi-bagi domain dan hosting berbayar dengan gratis :D
Selamat berburu !
Pertama, kelompok yang mengandalkan figur / kharisma seseorang, entah itu tokoh partai atau tokoh masyarakat setempat dan tokoh-tokoh lain. Lihat saja, ada yang sedang bersanding bersama Megawati dengan back drop Bung Karno, ada lagi yang sedang bersalaman dengan si tiga kali: SBY, dan lain-lain. Ada lagi, tanpa photo tapi dengan kata-kata, seperti Badur no urut 2 cucunya H. Anu, tokoh Anu. Bahkan yang sudah almarhum pun dibawa-bawa : Jontor no urut 8 putra (alm) Anu.
Mereka mungkin lupa, menjadi wakil rakyat itu yang dibuthkan bukan figur orang lain, tapi VALUE dari orang yang bersangkutan.
Kedua, Sepertinya lebih baik dari kelompok pertama dan lebih mengerti value. Terbukti dengan diumbarnya puluhan gelar baik gelar akademik maupun gelar buatan sendiri. Bagi kelompok ini, gelar merepresentasikan value. Lihat lagi, tidak sedikit yang memiliki 3 gelar bahkan lebih. Drs, MM, MSc, SPi, Dr, SSos, SE sampai made in luar punya sejenis PhD (pak dhe kali ya maksudnya). Cuma satu gelar belum ada yang dipakai : Alm.
Ketiga, Inilah kelompok yang membumi (sepertinya sih). Down to earth, tidak membawa-bawa nama orang lain (cukup percaya diri kayaknya), tidak juga menempelkan gelar ini itu (tindakan lebih penting, mungkin begitu pikir mereka) alias polos (baca: lugu). Contoh, contreng Sibaho No urut 17! Tapi malah bikin orang bingung: ini orang siapa, lha mau ngapain? Nafsu amat sih jadi caleg... Nah lho !
Solusi? Tidak ada solusi, wong niatnya memang mau bikin bingung doang kok :) Apakah caleg dalam 3 kelompok di atas tidak ada yang baik? Tidak begitu lah. Paling tidak, mulai sekarang kita sudah harus proaktif mencari calon wakil di dewan sana (jangan jadi golput, Gus Dur aja sudah tobat), agar tidak terjebak oleh banner yang mengotori kerapihan dan keindahan jalan. Pilih caleg yang melek internet dan mau bagi-bagi domain dan hosting berbayar dengan gratis :D
Selamat berburu !
huehehehehwkwkwkwkwkwkwk... gewe denen kaosnya tuh... wkwkwkwkwkwk maslah politik, di negari ini apalgi, wah udah deh gak ada habisnya, juntrungannya cuma pingin bikin pup! doang wkwkwkwkwkwk
ReplyDeletetabiek
senoaji
dari sejak jaman dulu aku belom pernah dapet kaos politik :D
ReplyDeletewah bisa lucu juga si abang...
ReplyDeletebikin seragam sekalian lengkap sekeluarga...
contreng sendiri ya to...
hahahahha....
jadi enaknya saya pilih yang mana neh
ReplyDeletetambah lagi bang.. caleg yang promosi lewat blog dengan banner wajah manisnya.... dan tentunya dengan janji-janji manisnya kaya dewi persik....
ReplyDeletemaaf bang saya tetap "pasukan golput" untuk pilih wakil rakyatnya, tapi kalo presiden saya gak golput.. saya akan milih presiden yang melek internet dan mau bagi-bagi domain dan hosting berbayar dengan gratis.... merdeka
bener banget tuch mas..
ReplyDelete@senoaji
ReplyDeletebiar gak enak tapi asyik untuk diutak-atik kekekek...
@easy
ada 38 pilihan mbak tahun ini :)
@suryaden
narsis boleh dong :D
@ichadimas
pilih bahoo!
@perlawananhati
sip dah !
@rampadan
apanya yg bener? :D
Siip..saya juga gak suka sama caleg2 yang mengandalkan sosok laen buat ndongkrak popularitasnya, apalagi tokoh yang sudah mati..orang mati kok dibawa2..biasa apa mereka...hahahaha
ReplyDeletedari pada dipake buat bikin banner2 dan spanduk yang gede2..sudah mahal, bikin pemandangan ngga bagus...mending untuk yang lain ya bang...
ReplyDeleteBtw kaosnya bagus tuh he..he..
@tukang Nggunem
ReplyDeletejangan-jangan kalau masih hidup malah melarang turunannya jadi caleg, karena udah tau SKA-nya (Skill Knowledge Attitude)
@atca
mau? mau? mau?
Keren kaosnya
ReplyDeleteWakil rakya...bisa nya ngobral janji
ReplyDeletecapek dech
milih wakil rakyat yang jelas -lelas ga merakyat mending golput aja deh kan juga sebuah pilihan klo presiden ku pilih yang hartanya dah banyak biar .....................?makasih dah mo singgah di blogku yah salam hangat dari cilacap
ReplyDeletetrus gimana neh buat yang kaya aku gini,..!!
ReplyDeletewah keren buanget nih kang tulisannya...mantabbb
ReplyDelete@baka kelana
ReplyDeletewah ada pak baka... :)
@awie
jangan golput dong, pro aktif lah...
@brigaspad
lha...kok malah nanya, hunting...
@harry
pak, kok gak bisa sih masuk ke profil sampeyan
kausnya bagus, buat aku aja mas... huehehehe,
ReplyDeleteiya memang harus selektif juga memilih wakil2 kita.. hrs wakil yg benar2 aspiratif..
ReplyDeletesetuju...jangan golput deh, kita harus gunakan hak pilih sebagai salah satu bagian untuk ikut berkontribusi memperbaiki negara yang kita cintai....memang ada politikus kotor, tapi saya yakin banyak juga yang punya bniat yang lurus, so mulai dari sekarang cermatilah pilihan anda...pilih yang memiliki track record bersih
ReplyDeletePhD..Pak Dhe atawa Phak De...wkwkwk
ReplyDeletepolitis adl cerminan masyarakatnya sendiri.
ReplyDeletesaya pikir rakyat juga suka memajang gelar akademis meski dlm konteks yg gak penting sekalipun, dan sering banget saya menyaksikan foto2 dg orang/pejabat beken terpampanng di ruang tamu
yg kategori ke-3 mungkin harus ikut 'mengaum' juga. tapi dg cara yg lebih elegan. misalnya menulis di media cetak, muncul dlm wawancara di tv, atau bikin blog seperti ini...heheh