Gaya hidup yang kebolak-balik

Ada warung kaki lima yang memasang banner mencolok berisi daftar nama-nama makanan yang biasanya dijual di restoran kelas 'wah'. Targetnya tentu orang-orang kelas bawah yang ingin menikmati citarasa makanan kelas 'wah' dengan harga yang bersahabat ala kaki lima. Walau rasa mungkin tidak bisa persis sama, tak apalah. Ini bukan soal makannya, ini masalah gaya hidup.

Ada pula restoran di hotel berbintang, di sentra bisnis atau di pusat perbelanjaan yang 'wah', yang menjual berbagai makanan ala kampung nan ndeso. Dari sekelas nasi rawon, soto sampai dawet ayu. Targetnya siapa lagi kalau bukan kalangan kelas menengah atas yang ingin 'membumi' atau ingin menjadi orang kampung, tanpa harus menanggalkan status sosial saat ini. Walau mungkin harganya menjadi selangit, tak apalah. Ini bukan soal makannya, ini masalah gaya hidup.

Ya. Gaya hidup itu memang unik dan ketika kita ada di posisi tersebut, semua terlihat sangat wajar !

Dulu hanya orang dewasa yang pergi ke spa untuk terapi atau sekadar pijat. Sekarang spa untuk anak-anak pun sudah banyak menjamur dimana-mana. Manfaatnya, wah banyak sekali seperti tertera di leaflet atau brosur yang tersedia. Tempatnya pun membuat nyaman karena sudah mirip dengan arena permainan. Biayanya pun mahal tentunya.
Kalau hanya sekedar pijat, mengapa tidak dibawa ke dukun pijat balita yang murah berisik tangis tapi dipercaya berkhasiat? Selain dukun pijat susah dicari di kota, ini pun salah satu gaya hidup kok !

Dulu yang suka bermain perang-perangan itu hanya anak kecil. Sekarang, buat orang dewasa banyak tersedia arena pertempuran mulai dari paint ball yang bisa disewa sampai airsoft gun yang harganya bisa mencapai puluhan juta rupiah. Walau dibungkus dengan berbagai label semacam pembinaan teamwork, belajar strategi dan lain-lain, intinya ya tetap perang-perangan, teriak-teriakan, lucu-lucuan. Yaaa, itulah gaya hidup.

Dan semua gaya hidup itu peluang bisnis!