Gambaru... Gambaru... Gambaru ! Akhir-akhir ini banyak orang membicarakan soal Gambaru. Ini tentu berkaitan dengan bencana gempa dan tsunami di Jepang beberapa waktu lalu. Gambaru sendiri adalah sebuah budaya Jepang yang ekstrimnya adalah berjuang habis-habisan hingga titik darah penghabisan. Jadi semuanya harus dicapai dengan ngotot dan ini sudah dididik dari mereka masih kecil. Pokoknya, untuk masa sekarang Gambaru adalah sesuatu yang patut (dan wajib) dicontoh.
Apakah Gambaru menjadi sesuatu yang mutlak harus kita tiru? Saya jadi teringat obrolan dengan CEO salah satu grup perusahaan saya bekerja. Menurut beliau, kita tidak bisa copy paste budaya jepang plek plek plek ke Indonesia. Dalam hal awareness mereka tentang safety, quality dan reduction cost kita memang harus tiru. Tapi dalam hal pengelolaan SDM mencontoh 100% dinilai kurang tepat.
Masuk akal menurut saya. Saya melihat, Indonesia memiliki keunikan sendiri dalam hal SDM. Budaya malu versi Jepang dengan budaya malu versi Indonesia sangat berbeda. Jepang, dengan mempertontonkan kesalahan lewat visualisasi membuat mereka malu, jera dan akan berbuat lebih baik lagi secara sungguh-sungguh. Hal yang sama dilakukan untuk bangsa kita, bisa berakibat kontra produktif. Kalaupun melakukan perbaikan karena terpaksa dan tidak sungguh-sungguh. Begitu pengawasan lemah, maka akan kembali seperti semula. Perlu usaha dan waktu yang lama.
Lantas, apakah Indonesia tidak mempunyai budaya Gambaru? Ada, tetapi dengan cara berbeda. Indonesia memiliki perasaan yang halus (dan mungkin bangsa Jepang bisa jadi iri dengan hal ini) sehingga penanganan dengan budaya disiplin ketat ala Jepang kadang tidak berhasil. Lihatlah mereka yang bekerja di perusahaan Jepang. Budaya itu hilang ketika mereka keluar dari lingkungan perusahaan. Hilang budaya antri, hilang taat pada rambu, hilang peduli akan keselamatan orang lain. Lihatlah tentara kita yang dididik dengan disiplin keras, apakah terbawa dalam kehidupan mereka sehari-hari? Ya, memang butuh waktu yang tidak sebentar.
Apakah ketika para pejuang dulu tidak ber-Gambaru saat mengusir penjajah dulu? Apakah Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura, Pak Sudirman dan Bung Tomo tidak ber-Gambaru pada zamannya? Mereka memiliki Gambaru yang mungkin malah di atas gambaran orang Jepang sendiri, karena apa ? Karena mereka masih menyelipkan perasaan dan cinta dalam perjuangan mereka. Ya, walau berjuang mati-matian, mereka masih memiliki perasaan yang halus.
Perasaan orang Indonesia sudah mengerti hanya dengan sindiran halus, Jepang tidak. Orang Indonesia sabar untuk mendidik orang yang melakukan kesalahan berkali-kali, Jepang tidak.
Untuk era industri dan informasi seperti saat ini sekilas budaya Gambaru ala Jepang memang terlihat lebih unggul. Tapi, apakah kondisi sekarang ini sudah benar dengan budaya menang sendiri, saling sikut, yang kuat yang bertahan yang lemah mati perlahan?
Sekali lagi, saya bukannya tidak setuju atau anti dengan Gambaru ala Jepang. Tetapi buat saya, budaya kita pun tidak kalah unggul asalkan diberi wadah yang tepat. Mengharapkan manusia untuk merubah lingkungan sangat butuh usaha yang keras dan berdarah-darah. Tetapi, dengan kita merubah lingkungan maka manusia Indonesia pun akan kembali ke akar budaya nenek moyang yang sudah baik. Bersihkan korupsi, perbaiki infrastruktur, utamakan kepentingan publik, berikan keadilan, insya Allah manusia Indonesia bisa mengalahkan budaya bangsa manapun. Terlihat sulit? Tidak ! Jangan menyerah, pasti bisa, Gambaru !!!
Apakah Gambaru menjadi sesuatu yang mutlak harus kita tiru? Saya jadi teringat obrolan dengan CEO salah satu grup perusahaan saya bekerja. Menurut beliau, kita tidak bisa copy paste budaya jepang plek plek plek ke Indonesia. Dalam hal awareness mereka tentang safety, quality dan reduction cost kita memang harus tiru. Tapi dalam hal pengelolaan SDM mencontoh 100% dinilai kurang tepat.
Masuk akal menurut saya. Saya melihat, Indonesia memiliki keunikan sendiri dalam hal SDM. Budaya malu versi Jepang dengan budaya malu versi Indonesia sangat berbeda. Jepang, dengan mempertontonkan kesalahan lewat visualisasi membuat mereka malu, jera dan akan berbuat lebih baik lagi secara sungguh-sungguh. Hal yang sama dilakukan untuk bangsa kita, bisa berakibat kontra produktif. Kalaupun melakukan perbaikan karena terpaksa dan tidak sungguh-sungguh. Begitu pengawasan lemah, maka akan kembali seperti semula. Perlu usaha dan waktu yang lama.
Lantas, apakah Indonesia tidak mempunyai budaya Gambaru? Ada, tetapi dengan cara berbeda. Indonesia memiliki perasaan yang halus (dan mungkin bangsa Jepang bisa jadi iri dengan hal ini) sehingga penanganan dengan budaya disiplin ketat ala Jepang kadang tidak berhasil. Lihatlah mereka yang bekerja di perusahaan Jepang. Budaya itu hilang ketika mereka keluar dari lingkungan perusahaan. Hilang budaya antri, hilang taat pada rambu, hilang peduli akan keselamatan orang lain. Lihatlah tentara kita yang dididik dengan disiplin keras, apakah terbawa dalam kehidupan mereka sehari-hari? Ya, memang butuh waktu yang tidak sebentar.
Apakah ketika para pejuang dulu tidak ber-Gambaru saat mengusir penjajah dulu? Apakah Pangeran Diponegoro, Tuanku Imam Bonjol, Pattimura, Pak Sudirman dan Bung Tomo tidak ber-Gambaru pada zamannya? Mereka memiliki Gambaru yang mungkin malah di atas gambaran orang Jepang sendiri, karena apa ? Karena mereka masih menyelipkan perasaan dan cinta dalam perjuangan mereka. Ya, walau berjuang mati-matian, mereka masih memiliki perasaan yang halus.
Perasaan orang Indonesia sudah mengerti hanya dengan sindiran halus, Jepang tidak. Orang Indonesia sabar untuk mendidik orang yang melakukan kesalahan berkali-kali, Jepang tidak.
Untuk era industri dan informasi seperti saat ini sekilas budaya Gambaru ala Jepang memang terlihat lebih unggul. Tapi, apakah kondisi sekarang ini sudah benar dengan budaya menang sendiri, saling sikut, yang kuat yang bertahan yang lemah mati perlahan?
Sekali lagi, saya bukannya tidak setuju atau anti dengan Gambaru ala Jepang. Tetapi buat saya, budaya kita pun tidak kalah unggul asalkan diberi wadah yang tepat. Mengharapkan manusia untuk merubah lingkungan sangat butuh usaha yang keras dan berdarah-darah. Tetapi, dengan kita merubah lingkungan maka manusia Indonesia pun akan kembali ke akar budaya nenek moyang yang sudah baik. Bersihkan korupsi, perbaiki infrastruktur, utamakan kepentingan publik, berikan keadilan, insya Allah manusia Indonesia bisa mengalahkan budaya bangsa manapun. Terlihat sulit? Tidak ! Jangan menyerah, pasti bisa, Gambaru !!!
jiiaaahhh... akhirnya bisa bikin tulisan panjang lagi wkwkwkwk....
ReplyDeletewkwkwkwk : D
ReplyDeleteLain Ladang lain pula pupuknya.....
ReplyDeleteKetika lihat tayangan warga jepang yang antri mengular untuk memperoleh bantuan jadi malu akan perilaku negeri kita, yang kasih bagaikan raja yang terima saling berebut!
ReplyDeletePerasaan orang Indonesia sudah mengerti hanya dengan sindiran halus, Jepang tidak. Orang Indonesia sabar untuk mendidik orang yang melakukan kesalahan berkali-kali, Jepang tidak.
ReplyDeleteDalam maknanya..,
huisssssss bgus jga article nya....
ReplyDeletesalam kenal ya broooo
terima kasih gan buat infonya semoga bermanfaat nih bagi bloger semua, amin
ReplyDeletemantab artikelnya, terima kasih atas infonya
ReplyDeletepost nya mantaaabb :D
ReplyDeletememang copy-paste bukanlah hal yang baik...
ReplyDeletelebih baik jika copy-edit-paste hehehehe
salam kenal .
ReplyDeletenice post .
thanks for share .
ini emang patut ditiru gan
ReplyDeleteYa saya sangat setuju sekali..
ReplyDeleteTidak bisa kita menyamakan dengan mereka ^_^
keren gan artikelnya, makasih gan buat infonyanya, thank
ReplyDeletethanks infonya,keren n bagus dan article nya,salam kenal y
ReplyDeletesalam kenal.
ReplyDeletemakasih atas info nya
hem...suatu ide yang sangat cemerlang...
ReplyDeletegreetings kenala
ReplyDeletethanks for information
successful sellu
good luck
gambaru itu artinya apa sih gan
ReplyDeleteweleh weleh kalau ditinjau ulang ngapain juga kita meniru 100% budaya jepang yg jelas kita pasti gagal ....buat gambaru ala indo aja
ReplyDeletekeren tuh gan idenya, makasih gan buat infonya salam kenal aja gan
ReplyDeletebgus juga tu idenya,makasih gan info nya ..
ReplyDeletegood luck always
So?
ReplyDeleteGambaru...
gambaru ... saya pikir apaan..
ReplyDeleteterima kasih atas inponya dan juga linknya
thanks y gambaru for infonya
ReplyDeletegood luck salam kenal y
Grosir Tas Branded Murah menerima reseller,belanja tas online praktis tidak pake ribet,grosir tas mangga dua,grosir tas impor,butik tas fashion
ReplyDeletemampir ke web kita http://www.mybrandedbag.com
CS : 081945316160
Sebelumnya saya tidak tau gemburu itu apa, tapi setelah membaca tulisan ini saya jadi tau..
ReplyDeletemakasih, sangat bermanfaat.
semoga sukses selalu...
hehehe keren gan informasinya, makasih gan buat infonya
ReplyDeleteyang penting kita mabil aja hikmahnya..
ReplyDeletemudah2an bangsa Indonesia bisa lebih baik lagi
Gambaru ne
Gambaru
ReplyDeletekita juga bisa lebih baik lagi dimulai dari diri sendiri . ganbate
arigato gozai mas untuk tulisannya
ReplyDeletemakin menambah wawasan kita
memang nih sekarang lagi jaman gambaru gan , makasih atas infonya, salam kenal aja ya gan
ReplyDeletesangat menarik ,moga bisa jadi insfirasi dan motivasi agar bisa lebih baik lagi,,
ReplyDeletega ada salahnya kita menirunya,,,asal kan ke hal yang lebih positiv lagi,,
ReplyDeleteterima kasih gan buat infonya , kita tiru aja gan yang fositif nya
ReplyDeletewah, hebat, jaman gambaru mulai merasut,
ReplyDeleteawass
waspadalah 3x
indonesia tetep no 1 dan makin maju,,moga negara kita bisa melebihi jepang dalam perjuangan dan usahanya,,agar tetap jaya ,,
ReplyDeletekeep blogging moga jadi ilmu yang berguna,,,
ReplyDeleteudah banyak bencana di indonesia,,moga negara kita juga bisa bangkit dari keterpurukan,,dan berjuang habis-habisan hingga titik darah penghabisan.
ReplyDeletekeren jg tulisannya. jd nambah wawasan nih ..
ReplyDeletepostingan bagus sob, jadi tambah wawasan nih.
ReplyDeletebutuh waktu yg lama Pak,tp saya tetap optimis klo bangsa kita akan jadi bangsa yg besar,maju dan berwibawa..untuk saat ini marilah kita mulai menanamkan budaya pantang menyerah mulai dari keluarga kita sendiri
ReplyDeletekalau boleh tau arti dari gambaru apa ya?
ReplyDeletejadi tau nih soal gambaru..
ReplyDeletethank udah ngasih info....
what d meaning gambaru ?? hee
ReplyDeletenamanya lucu ya,, gamabaru...
ReplyDeletemungkin semua orang lebih suka copy paste..
ReplyDeletedi bandingakn dgn krya sendiri..
thank ya info ya
meniru negara lain ga ada salahnya asal yang bersifat positiv,,,
ReplyDeleteulasan yang sangat bagus dan menarik moga bisa jadi insfirasi buat kita smua,,,
ReplyDeleteinfo yang bagus
ReplyDeleteberita yang menarik mas
ReplyDeleteluar biasa artikelnya
ReplyDeletegood job mas
ReplyDeleteorang jepang emang mantap mental nya...
ReplyDeletesemangat yang bagus dan baik,,,moga kita bisa terinsfirasi untuk tetap semangat dalam menjalankan hidup wlo seperih apapun,
ReplyDeletesmoga kita bisa mengambil hikmah dari apa yang terjadi di negara kita ini,,,
ReplyDeletesangat menarik,.. makasi tas info'a,..
ReplyDeletebenar sekali...budaya indonesia itu banyak dan juga tidak kalah unggul dengan budaya-budaya negara lain jika di beri wadah yang tepat.
ReplyDeletesemoga budaya bangsa indonesia bisa menga
ReplyDeletelahkan budaya bangsa lain....maju terus indonesia
jangan menyerah bangsa indonesia....buktikan bahwa budaya bangsa indonesia bisa mengalah kan budaya bangsa lain....
ReplyDeletemenurut saya juga kurang tepat jika pengelolaan SDM jepang di contoh 100%......
ReplyDeletekita emang tidak bisa meniru budaya negara lain....
ReplyDeletekarena kita bangsa indonesia juga memiliki budaya sendiri yang bisa mengalahkan budaya negara lain jika di beri wadah yang tepat..
budaya kita memang lebih beragam tapi yang perlu kita contoh dari jepang adalah semangatnya yang pantang menyerah
ReplyDeletesalam kenal bos
ReplyDeletebgus jga artikelnya. . .
ReplyDelete